Siantar Minim Mobil Kebakaran, Kadis Damkarmat Berterima Kasih ke PT STTC
Siantar Minim Mobil Kebakaran Kadis Damkarmat Berterima Kasih Ke Pt Sttc
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Pematangsiantar, Robert Samosir mengaku bahwa pihaknya menghadapi berbagai kelemahan dana menghadapi kebakaran. Salah satunya jumlah armada yang dimiliki saat ini jauh dari cukup.
Menurutnya, jumlah ideal untuk kondisi Kota Pematangsiantar minimal 12 unit mobil damkar. Sedangkan yang dimiliki sekarang hanya 5 unit dengan masa usia yang cukup tua. Sehingga proses pemadaman diperhadapkan dengan kendala teknis.
“Padahal respon pemadam minimal 15 menit sudah tiba di lokasi kebakaran. Itu sebabnya dibutuhkan 4 pos pemadaman di kecamatan dengan armada minimal 2 unit,” ujarnya dalam rapat Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) 2025 dengan Komisi I DPRD Pematangsiantar, Jumat (22/11/24).
Mengenai pos damkar, kata Robert Samosir, sudah berulang kali mengajukan pengadaan anggaran, namun dampak keterbatasan dana maka apa yang diusulkan belum tercapai.
Baca juga: Video Tim Pemadam Kebakaran PT STTC Menaklukan Amukan si Jago Merah
Pada kesempatan ini, di hadapan anggota Komisi I DPRD Pematangsiantar yang diketuai Robin Manurung, ia mengaku bersyukur dengan keberadaan pihak PT STTC (Sumatra Tobacco Trading Company) yang selalu sigap untuk membantu setiap ada kebakaran.
“Keberadaan PT STTC sangat membantu pemadam kebakaran, bahkan pemeliharaan peralatan mereka jauh lebih baik dari kita. Sehingga proses pemadaman lebih cepat,” ujarnya.
Selain kurangnya armada, Robert Samosir juga mengungkapkan minimnya sarana Alat Pelindung Diri (APD) seperti jaket anti bakar atau anti panas.
“APD yang anti api itu sangat kita perlukan karena jika ada yang terjebak, kita bisa pakai untuk menolong. Karena APD anti api ini dapat dipakai walau dekat api,” ujarnya.
Baca juga: Buruh PT STTC Tolak Kemasan Rokok Polos: Kami Bisa Kehilangan Pekerjaan
Selain armada dan APD yang sangat kurang, kepada anggota dewan yang hadir seperti Nurlela Sikumbang, Patar Panjaitan, Immanuel Lingga, Franz Sihaloho dan Sri Rahmawati, jumlah personel pun dikeluhkan.
“Jumlah personel kita juga sangat minim. Yang ada sekarang hanya 62 orang, padahal kita membutuhkan dalam satu armada minimal 6 orang (perlu shift kerja),” terangnya. (patiar/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Pedagang Kaki Lima di Jalan DI Panjaitan Ganggu Akses Pengendara